0
komentar

Minggu, 23 Desember 2012

Perjalanan : Sawarna Memberi Warna *Bagian I

Perjalanan ini dimulai dengan perasaan sudah cukup lama rasanya tidak melakukan perjalanan menemukan kembali rasa asing yang tidak asing, kemudian memutuskan harus melakukan satu perjalanan. Oke Sawarna yang terpilih, Mengapa Sawarna? pertanyaan yang cukup mudah untuk dijawab, bahkan sepertinya saya merasa tidak perlu memikirkan mengapa memilih sawarna. ya sementara saya berpikir akan menjawab mengapa sawarna, rasa-rasanya perjalanan ini sudah akan nyaris dimulai bahkan sebelum saya sempat menjawabnya. satu perjalanan, menemukan rasa asing  dan ketidakbiasaan dari yang biasa dijalani sehari-hari rasanya cukup menjadi alasan, kemanapun tempatnya itu bukan perjanjian yang mutlak harus dipenuhi.
Mari berangkat !

Rencana disusun, data dikumpulkan sebisanya, lalu dengan siapa akan menikmati keterasingan? Mulai menghubungi orang-orang yang potensial untuk diajak jalan dengan ketidakjelasan.Oke dan satu orang terbujuk, Partner jalan kali ini adalah seorang teman yang kita resmi baru berbincang cukup lama setelah beberapa bulan kebelakang kita resmi berkenalan (baca : Berjabat tangan). Mencoba mengingat lagi, mengapa harus seorang teman yang secara resmi kita baru berbincang beberapa jam saja dan ya kita baru berjumpa 2kali sejauh rentang waktu beberapa bulan. Tak apalah, toh ini perjalanan mencari rasa asing. bersama orang yang resmi benar-benar baru mungkin akan menambah kepuasan bertualang. Fixed ! masalah partner teratasi.

Waktu sepertinya tetap harus dipastikan, setelah diingat-ingat sepertinya masalah waktu ini saja yang benar-benar dirancang dengan pasti, jadwal retail itu mungkin yang membuat kita tidak bisa semena-mena cabut sana sini, syukurlah saya dan partner jalan kali ini sama-sama bergelut di dunia retail. Permintaan extra off diajukan dan fixed, escape kita kali ini akan memakan waktu sekitar 3 hari dari tanggal 10-12 November 2012. Musim hujan sempat menjadi pertimbangan, tapi ah toh kita masih memiliki payung dan sepertinya suasana pantai di musim hujan tidak akan terlalu buruk.

10 November 2012, nampak kesiangan untuk mengejar satu-satunya elf yang menurut kabar kabur berangkat sekitar pukul 10pagi,11 siang,12 siang dan lain-lain (sumbernya beda-beda jadi kabar kabur) tujuan sawarna yang berangkat dari pelabuhan ratu. Perjalanan kesiangan ini dimulai sekitar pkl 12 siang menuju Pkl 13.00 dari terminal sukabumi. Menggunakan bis tujuan Pelabuhan ratu, sebagai pejalan yang tidak bisa memastikan akan tiba pukul berapa dan akan memakan waktu berapa lama tiba di terminal pelabuhan ratu kami hanya berusaha menghabiskan menit demi menit di bis kecil itu dengan bercerita tentang dunia kerja,dunia kehidupan yang begitu sempitnya dan beberapa obrolan random yang saya pun tak ingat lagi.

Tiba di Terminal Pelabuhan ratu, menyadari ternyata perjalanan tersebut memakan waktu sekitar 3jam. Perut lapar korban sok tau akan tiba dengan segera di terminal pelabuhan ratu yang ternyata lumayan jauh,memutuskan untuk mencari makan dan shalat terlebih dahulu. Sembari melihat situasi,karena sejujurnya saya pun tidak tahu perjalanan ini akan diteruskan dengan transportasi apa. Toh elf satu-satunya ke sawarna sudah berangkat berselang lama dari waktu kami tiba disana.

Lalu dengan percaya dirinya daripada dikibulin abis-abisan sama calo-calo pengeruk keuntungan, memilih berpedoman sama mbah gugel aja, naik elf yang ke bayah. Yang penting cabut dari terminal pelabuhan ratu. Mendung yang menggantung siap menghujamkan curah hujannya dengan segera, Elf penuh sesak dan ini satu-satunya tempat teraman kami saat itu agar tidak basah. Kendaraan tersebut mengerang perlahan hingga pada kecepatan gila-gilaan seakan tak mau kalah dengan guyuran hujan yang deras disertai suara gemuruh petir dikejauhan khas daerah pesisir. Si supir Elf tidak peduli, Kernet nya berusaha bertahan dengan bergelantungan pada satu tangan disisi pintu elf, menggantinya dengan tangan yang lain ketika dirasa sudah pegal. Sepertinya bukan hal mudah bertahan pada tubuh elf dalam kondisi kecepatan tinggi dibawah guyuran hujan ditambah kondisi jalan yang luar biasa bikin saya harus bilang WOW ! Luar biasa, tetapi dengan kondisinya yang seperti itu si aa Kernet tidak kehilangan kualitas servisnya. Ia tetap bisa menertawakan dirinya atau sebentar menggerutu sembari meringis ketika si elf ngepot dan menabrak kubangan air yang seketika membasahi tubuhnya. Si aa kernet ini berjanji akan menurunkan kami lokasi yang sekiranya dapat menjangkau sawarna lebih dekat.

Perjalananan pelabuhan ratu-lokasi terdekat ke sawarna ( sampai saat ini saya belum khatam menyebutkan nama lokasinya) cibawayan atau sesuatu yang terdengar seperti itu, memakan waktu kurang lebih 2,5jam-lebih. Tiba di Gerbang sawarna yang kami kira sudah benar-benar berada di sawarna ternyata belum. Kembali dengan percaya dirinya mendatangi sekumpulan pemuda lokal dengan tongkrongan motor, sepik-sepik sok kenal sok dekat dan mereka bersedia hujan-hujanan mengantarkan kami ke sawarna yang sebenarnya dengan upah hanya 25ribu,cukup sesuai.

Tiba didesa sawarna yang sesungguhnya, dengan jembatan gantung nya yang khas itu, suasana desa gelap gulita dibawah guyuran hujan. Akan menginap dimana kami malam itupun belum juga kami pastikan. Mencari cahaya terang diantara rumah penduduk dan menemukan satu homestay yang nampak terang diantara gelap pekat. Tanpa banyak tanya, sepakat membayar Rp 50.000/orang untuk semalam menginap tanpa makan.
Bergegas membersihkan diri, lalu mau makan apa malam itu? Indomie goreng jadi pilihan,ingat ini perjalanan menemukan keterasingan termasuk prihatin untuk urusan makan. Duduk di Beranda homestay malam itu dengan wajah nyengir lebar, memastikan kembali kami sudah berada didesa yang tepat sesuai rencana awal, Sawarna disinilah kami malam ini.

Tak sabar menunggu pagi, sisa malam kami habiskan dengan bercerita banyak hal. saya menemukan beberapa pemikiran yang menarik dan benar-benar menikmati obrolan ngalor ngidul di dalam kegelapan suatu kamar homestay dengan teman yang rasanya menjadi begitu akrab hanya dalam beberapa jam terakhir. Hingga tertidur pulas, memimpikan ombak yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari tempat kami berbaring malam itu.

Paginya, Kesiangan (lagi) sunrise yang diangan-angankan tinggal angan-angan. Tapi ini hari yang cukup panjang untuk mencari pengganti sunrise tadi pagi. Mulai melangkah pukul 8 pagi dan ternganga melihat hamparan pasir lengkap dengan ombak khas pantai laut lepas, Selamat Pagi dari Sawarna :D 


Tujuan selanjutnya dari pantai ciantir, kami sepakat untuk menyusuri pesisirnya sambil menebak-nebak pantai mana ini yang disebutkan di google. Ciantir kah? Lagun Pari kah? Karang Taraje kah? Atau Tanjung layar? dan ini lah pemandangan yang terhampar di sepanjang pesisir sawarna ini. Mulai dari ciantir berakhir di Karang Taraje...




   









Hamparan batu karang ....











Perjalanan berlanjut ke Tanjung layar, satu lokasi yang bebatuannya bikin ternganga karena begitu eksotis dan seakan diciptakanNya hanya dengan menaburkan bebatuannya secara acak. Inilah Mahakarya sang Maha Hidup....







Next Destination... Pantai Lagun Pari
*To be continue.....
0
komentar

Jumat, 19 Oktober 2012

realita si kawan lama..

Realita itu ada kawan,
Ia seperti kawan lama yang terasa tidak asing ketika bertemu kembali setelah sekian lama tak jumpa
Ia ada disana, ketika kau nyaris sudah akan melupakan kehadirannya.
Ia datang, ketika kau lupa bagaimana caranya berpikir dengan segenap akal sehatmu yang tersisa.
Ia, membangunkanmu di tidurmu yang ternyenyak, membuatmu terjaga di malam yang gelap
Membiarkanmu memimpikan hal indah, menjajakan harapan, membuaimu dengan angan
untuk kemudian menghempasmu begitu saja tanpa sedikitpun peringatan.
Ketika kau berpikir tentang realita,
kegamangan akan menyelimutimu, haruskah berteman ? ataukah menjadikannya lawan ?
Aku tahu, Ia bukan salah satu sosok kawan yang akan kau banggakan
Tetapi, Ia juga bukan lawan yang bisa kau abaikan.
Seorang teman pernah berkata,
tidak ada yang lebih nyata daripada kenyataan itu sendiri.
lalu harus kuapakan realita ini ?
membiarkannya melumat habis seluruh energi yang masih sanggup kubagikan ?
atau menantangnya hingga titik darah penghabisan ?
aku rasa aku menyerahkan keputusan ini pada sang waktu,
aku yakin ia akan membuatku lebih bijak dalam berteman dengan realita.
Waktu akan membuatku terjaga, membuatku mengingat ketika nyaris lupa.
membuatku menerima realita seperti ia apa adanya.
0
komentar

Minggu, 23 Oktober 2011

quotes to be noted..



Seorang teman pernah berucap dengan lantang CARPE DIEM ! dan sebenarnya saya kurang paham betul apa maksud kata-kata tersebut. Begitulah dengan gaya sok tau saya hanya bisa mengiyakan dan ikut bersemangat mengucapkannya dengan lantang.
sampai pagi tadi saya yang terbangun lebih awal pagi ini *tumben*, iseng menggoogling kata-kata tersebut di google..

Dari wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas mengatakan :


Carpe diem, adalah sebuah frasa dalam bahasa Latin yang artinya adalah: "Petiklah hari." (Horatius) Kalimat lengkapnya adalah: "carpe diem, quam minimum credula postero" yang berarti: "petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok."

Mungkin bagi sebagian orang dengan pemahaman standar macam saya, carpe diem tidak lebih dari sebuah kalimat penyemangat, tapi setelah membaca lebih dalam ternyata makna yang didapat pun lebih dalam lagi. 
Bisa jadi ini kalimat penyemangat sekaligus pengingat untuk selalu berusaha maksimal melakukan sesuatu layaknya tidak ada hari esok, atau mengutip quotes yang semakin meyakinkan dari  Mahatma Gandhi : "Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.”  

Yeah sure, Carpe Diem ! Try a little harder to be a little better and  Live as if you were to die tomorrow,  Learn as if you were to live forever.*dengan semangat membara

0
komentar

Sabtu, 22 Oktober 2011

cerita si alam semesta seberat satu kilogram

Lama tidak menulis, rasa-rasanya begitu berat untuk menumpahkan semua pikiran yang teramat absurd ke dalam kata, mungkin bukan teramat absurd tetapi terlalu biasa untuk dijelaskan dalam makna.
Pikiranku terasa tumpul akhir-akhir ini, merasa membutuhkan rangsangan lebih untuk membuat kerja si otak kembali prima. Terlalu dimanja dengan keadaan yang serba instan ditambah rasa malas untuk melahap berbagai bacaan sebagai nutrisi penting otak rasanya menjadi  penyebab utama lemahnya otak bekerja,berpikir dan mengkritisi sesuatu.
Bisa jadi hilangnya kegiatan rutin dan target hidup yang jelas pun turut membuat si otak beristirahat terlampau lama, bahkan cenderung redup dan menjadi segumpal kumpulan sistem saraf yang tak bekerja  maksimal.
sayang sekali jadinya, si otak dengan spesifikasi yang diciptakan maksimal belum bisa menghasilkan pemikiran yang optimal.

Hal ini berakibat cukup fatal nampaknya dan ini terjadi pada diri saya beberapa waktu terakhir, entah reaksi macam apa yang terjadi dalam otak si pusat alam semesta diri saya ini sehingga terkadang saya mendadak kehilangan kata untuk menjelaskan sesuatu yang sebenarnya saya tahu pasti apa sementara dalam benak pun tergambar jelas apa yang ingin saya katakan hanya saja sepertinya ada sinyal yang tak sampai yang membuat saya kehilangan kata untuk mengungkapkannya dalam bahasa verbal. Saya membutuhkan waktu bahkan bisa beberapa hari untuk menemukan kata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang tepat tergambar dalam otak saya. Mungkinkah saya mengalami suatu penyakit ataukah ini tanda-tanda penurunan daya ingat? atau hanya karena otak saya butuh rangsangan dan nutrisi yang lebih?

Entahlah, yang pasti saya bertekad untuk memberi nutrisi dan rangsangan positif untuk otak si bank pikiran yang tak mungkin kepenuhan karena ternyata dari sebuah sumber mengatakan bahwa Jika seluruh informasi buku perpustakaan di dunia atau seluruh informasi jaringan telekomunikasi di dunia dimasukkan ke dalam otak, otak manusia tidak akan penuh #keren..:D

0
komentar

Minggu, 26 Juni 2011

rindu menulis

sepertinya telah lama jari jemari ini tidak menari memainkan kata
banyak cerita berlalu tanpa sempat tersimpan rapih dalam kotak pandora
sejarah-sejarah baru yang tak sempat dituliskan dan menguap bersama udara senja

merangkai kata tidak lagi semudah yang lalu
ini menjadi semakin sulit dan selalu membuatku duduk termangu
apakah gerangan yang menahan aliran kalimat-kalimat untuk bercerita ?
kemana perginya semua kata dan bahasa ?

hening..
hanya desau udara lembab musim panas yang berbicara
membahasakan sendiri arti dan makna jiwa....
0
komentar

Sabtu, 25 Desember 2010

ini hari yang hebat !

kita.segudang obrolan ga penting yang tidak ada habisnya.minuman segar penghilang dahaga
 makanan lezat yang entah sudah berapa banyak kita lahap..berbatang-batang rokok yang kau hisap.
berkilometer jarak yang kita lewati.berbagai tempat yang kita kunjungi
deru bleki yang terengah dan hei..lihat bahkan cuaca hari ini teramat cerah.
ah, ini lebih dari sekedar menghabiskan waktu dikala tanggalan di kalender berubah warna menjadi merah.

ini hari yang hebat
dengan segudang cerita kita yang mengalir cepat
terimakasih untuk satu lagi cerita kita yang akan saya ingat..:)
0
komentar

Selasa, 02 November 2010

Para penjilat Birokrat

Ini alasan mengapa saya begitu enggan berurusan dengan birokrasi. Prosedur yang berbelit dengan alasan mengefisiensikan berbagai hal dengan menggunakan sistem yang menurut saya justru mempersulit hal yang mudah.
Belum lagi ditambah dengan orang-orang yang menjalankan sistem itu serta terkadang tidak atau malah belum bisa bersikap profesional dalam melakukan tugasnya sebagai birokrat dengan menjadi penjilat untuk birokrat lain yang lebih tinggi jabatannya..Hahaha Ini semua ternyata tidak lebih dari masalah kepentingan,mengorbankan yang lemah untuk terlihat bagus dimata petinggi birokrat.
Miris, karena terasa seperti kami yang terlibat dalam sistem yang rijit. Menguras pikiran tenaga bahkan hati.
Mengurus perijinan yang panjang, mencari strategi tepat untuk menyampaikan hal benar tanpa terlihat sebagai penjilat kelas teri di mata birokrat lengkap dengan usaha meyakinkan mereka. Hanya saja semua tindakan dan langkah dilakukan dengan sama sekali tidak tahu mana orang yang sepenuhnya bisa dipercaya dan mana yang memang hanya benar-benar penjilat birokrat yang lain.
Berurusan dengan sistem di masa ini seakan bermasalah dengan para manusia intelektual yang mengatakan dirinya dewasa tapi pada kenyataannya jauh dari itu. Apa jadinya sistem jika memang dipegang dengan orang-orang seperti ini?
Kami hanya rakyat jelata yang berusaha memaksimalkan tenaga pikiran dan hati untuk sekedar berkreatifitas,tidak lebih dari itu. Tapi bahkan hanya untuk berkreasi kami dipersulit juga,lalu harus seperti apa cara kami berekspresi?
 

Copyright © 2010 box of pandora | Premium Blogger Templates & Photography Logos | PSD Design by Amuki