Perjalanan ini dimulai dengan perasaan sudah cukup lama rasanya tidak melakukan perjalanan menemukan kembali rasa asing yang tidak asing, kemudian memutuskan harus melakukan satu perjalanan. Oke Sawarna yang terpilih, Mengapa Sawarna? pertanyaan yang cukup mudah untuk dijawab, bahkan sepertinya saya merasa tidak perlu memikirkan mengapa memilih sawarna. ya sementara saya berpikir akan menjawab mengapa sawarna, rasa-rasanya perjalanan ini sudah akan nyaris dimulai bahkan sebelum saya sempat menjawabnya. satu perjalanan, menemukan rasa asing dan ketidakbiasaan dari yang biasa dijalani sehari-hari rasanya cukup menjadi alasan, kemanapun tempatnya itu bukan perjanjian yang mutlak harus dipenuhi.
Mari berangkat !
Rencana disusun, data dikumpulkan sebisanya, lalu dengan siapa akan menikmati keterasingan? Mulai menghubungi orang-orang yang potensial untuk diajak jalan dengan ketidakjelasan.Oke dan satu orang terbujuk, Partner jalan kali ini adalah seorang teman yang kita resmi baru berbincang cukup lama setelah beberapa bulan kebelakang kita resmi berkenalan (baca : Berjabat tangan). Mencoba mengingat lagi, mengapa harus seorang teman yang secara resmi kita baru berbincang beberapa jam saja dan ya kita baru berjumpa 2kali sejauh rentang waktu beberapa bulan. Tak apalah, toh ini perjalanan mencari rasa asing. bersama orang yang resmi benar-benar baru mungkin akan menambah kepuasan bertualang. Fixed ! masalah partner teratasi.
Waktu sepertinya tetap harus dipastikan, setelah diingat-ingat sepertinya masalah waktu ini saja yang benar-benar dirancang dengan pasti, jadwal retail itu mungkin yang membuat kita tidak bisa semena-mena cabut sana sini, syukurlah saya dan partner jalan kali ini sama-sama bergelut di dunia retail. Permintaan extra off diajukan dan fixed, escape kita kali ini akan memakan waktu sekitar 3 hari dari tanggal 10-12 November 2012. Musim hujan sempat menjadi pertimbangan, tapi ah toh kita masih memiliki payung dan sepertinya suasana pantai di musim hujan tidak akan terlalu buruk.
10 November 2012, nampak kesiangan untuk mengejar satu-satunya elf yang menurut kabar kabur berangkat sekitar pukul 10pagi,11 siang,12 siang dan lain-lain (sumbernya beda-beda jadi kabar kabur) tujuan sawarna yang berangkat dari pelabuhan ratu. Perjalanan kesiangan ini dimulai sekitar pkl 12 siang menuju Pkl 13.00 dari terminal sukabumi. Menggunakan bis tujuan Pelabuhan ratu, sebagai pejalan yang tidak bisa memastikan akan tiba pukul berapa dan akan memakan waktu berapa lama tiba di terminal pelabuhan ratu kami hanya berusaha menghabiskan menit demi menit di bis kecil itu dengan bercerita tentang dunia kerja,dunia kehidupan yang begitu sempitnya dan beberapa obrolan random yang saya pun tak ingat lagi.
Tiba di Terminal Pelabuhan ratu, menyadari ternyata perjalanan tersebut memakan waktu sekitar 3jam. Perut lapar korban sok tau akan tiba dengan segera di terminal pelabuhan ratu yang ternyata lumayan jauh,memutuskan untuk mencari makan dan shalat terlebih dahulu. Sembari melihat situasi,karena sejujurnya saya pun tidak tahu perjalanan ini akan diteruskan dengan transportasi apa. Toh elf satu-satunya ke sawarna sudah berangkat berselang lama dari waktu kami tiba disana.
Lalu dengan percaya dirinya daripada dikibulin abis-abisan sama calo-calo pengeruk keuntungan, memilih berpedoman sama mbah gugel aja, naik elf yang ke bayah. Yang penting cabut dari terminal pelabuhan ratu. Mendung yang menggantung siap menghujamkan curah hujannya dengan segera, Elf penuh sesak dan ini satu-satunya tempat teraman kami saat itu agar tidak basah. Kendaraan tersebut mengerang perlahan hingga pada kecepatan gila-gilaan seakan tak mau kalah dengan guyuran hujan yang deras disertai suara gemuruh petir dikejauhan khas daerah pesisir. Si supir Elf tidak peduli, Kernet nya berusaha bertahan dengan bergelantungan pada satu tangan disisi pintu elf, menggantinya dengan tangan yang lain ketika dirasa sudah pegal. Sepertinya bukan hal mudah bertahan pada tubuh elf dalam kondisi kecepatan tinggi dibawah guyuran hujan ditambah kondisi jalan yang luar biasa bikin saya harus bilang WOW ! Luar biasa, tetapi dengan kondisinya yang seperti itu si aa Kernet tidak kehilangan kualitas servisnya. Ia tetap bisa menertawakan dirinya atau sebentar menggerutu sembari meringis ketika si elf ngepot dan menabrak kubangan air yang seketika membasahi tubuhnya. Si aa kernet ini berjanji akan menurunkan kami lokasi yang sekiranya dapat menjangkau sawarna lebih dekat.
Perjalananan pelabuhan ratu-lokasi terdekat ke sawarna ( sampai saat ini saya belum khatam menyebutkan nama lokasinya) cibawayan atau sesuatu yang terdengar seperti itu, memakan waktu kurang lebih 2,5jam-lebih. Tiba di Gerbang sawarna yang kami kira sudah benar-benar berada di sawarna ternyata belum. Kembali dengan percaya dirinya mendatangi sekumpulan pemuda lokal dengan tongkrongan motor, sepik-sepik sok kenal sok dekat dan mereka bersedia hujan-hujanan mengantarkan kami ke sawarna yang sebenarnya dengan upah hanya 25ribu,cukup sesuai.
Tiba didesa sawarna yang sesungguhnya, dengan jembatan gantung nya yang khas itu, suasana desa gelap gulita dibawah guyuran hujan. Akan menginap dimana kami malam itupun belum juga kami pastikan. Mencari cahaya terang diantara rumah penduduk dan menemukan satu homestay yang nampak terang diantara gelap pekat. Tanpa banyak tanya, sepakat membayar Rp 50.000/orang untuk semalam menginap tanpa makan.
Bergegas membersihkan diri, lalu mau makan apa malam itu? Indomie goreng jadi pilihan,ingat ini perjalanan menemukan keterasingan termasuk prihatin untuk urusan makan. Duduk di Beranda homestay malam itu dengan wajah nyengir lebar, memastikan kembali kami sudah berada didesa yang tepat sesuai rencana awal, Sawarna disinilah kami malam ini.
Tak sabar menunggu pagi, sisa malam kami habiskan dengan bercerita banyak hal. saya menemukan beberapa pemikiran yang menarik dan benar-benar menikmati obrolan ngalor ngidul di dalam kegelapan suatu kamar homestay dengan teman yang rasanya menjadi begitu akrab hanya dalam beberapa jam terakhir. Hingga tertidur pulas, memimpikan ombak yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari tempat kami berbaring malam itu.
Paginya, Kesiangan (lagi) sunrise yang diangan-angankan tinggal angan-angan. Tapi ini hari yang cukup panjang untuk mencari pengganti sunrise tadi pagi. Mulai melangkah pukul 8 pagi dan ternganga melihat hamparan pasir lengkap dengan ombak khas pantai laut lepas, Selamat Pagi dari Sawarna :D
Tujuan selanjutnya dari pantai ciantir, kami sepakat untuk menyusuri pesisirnya sambil menebak-nebak pantai mana ini yang disebutkan di google. Ciantir kah? Lagun Pari kah? Karang Taraje kah? Atau Tanjung layar? dan ini lah pemandangan yang terhampar di sepanjang pesisir sawarna ini. Mulai dari ciantir berakhir di Karang Taraje...
Hamparan batu karang ....
Perjalanan berlanjut ke Tanjung layar, satu lokasi yang bebatuannya bikin ternganga karena begitu eksotis dan seakan diciptakanNya hanya dengan menaburkan bebatuannya secara acak. Inilah Mahakarya sang Maha Hidup....
Next Destination... Pantai Lagun Pari
*To be continue.....